Namun aku tetap bertekad untuk menyelesaikan semuanya. Bokep China Entah mengapa, sejak awal aku sudah merasa tidak beres.Benarlah dugaanku, senioritas telah menjadikan mereka sosok yang sangat menakutkan, di pertemuan berikutnya. Aku justru mulai mengikuti permainan lidah mereka. Aku mengerang, dan mulai melemas setelah itu.Mereka tertawa demi melihat diriku yang di persimpangan segala rasa. Selama itu pula hanya berteman dengan laut, ikan, burung laut, tidak lebih. Kami harus satu kamar berlima, persisnya bangunan berlantai tiga berukuran 6×7 yang mempunyai empat kamar tidur dan dua kamar utama itulah yang menjadi tempat kuliah nyata kami. Aku mencoba menepisnya. Tak urung maniku pun sontak keluar. Dengan terpaksa kubuka mulutku. Namun ketidakberdayaanku membuatku menyerah. Aku tersedak dan muntah, tapi untungnya mereka sadar. Aku lebih memilih daratan, karena aku punya tanggung jawab moral yang harus aku tunaikan. Di minggu ketiga hari libur kami, akhirnya aku beranikan untuk protes, tanpa sepengetahuan teman-temanku.
