Karen terdiam sejenak, kemudian bertanya, “Kita dengerin music yuk. Bokep jepang Dikecup sekali lagi bibir-ku, dan Karen kembali ke dalam pelukan-ku. Saat itu dari pagi sampe sore, aku tidak makan sama sekali, karena tidak mampu bangun dari tempat tidur. “You are great, kak Ditto. Tapi sekarang aku dan dia sudah ‘move-on’, and get over with it. Namun Lisa hanya menasehati aku kembali untuk tidak ter-focus ke daerah payudara Karen. Karen kembali duduk di atas pinggang-ku, dan kembali mengusap-usap punggungku yang mulai mengering dari lumuran minyak kayu putih. Aku keluarin di luar atau di dalam?”, tanya-ku buru-buru. Kedua pipi mulai tambah kemerahan.Seperti-nya semua darah-nya terkumpul di kepala. I deserve it.”. Aku tidak bisa melihat mimik wajah-nya, karena posisi-ku yang sedang telungkup membuat-ku susah menengok kebelakang. “Bukan kak Ditto, yang tadi itu gila geli banget. Dia seakan-akan cuman mementingkan diri-nya sendiri.”, kata-nya. Jadi serba salah aku dibuat-nya. Aku tidak pernah menyadari bahwa Karen semanis ini.
