Dengan Lembut, Dia Berbisik “beri Aku Lebih Banyak, Papi”

Tetapi isinya bermuncratan ke mana-mana, bercampur potongan-potongan sayur, tebaran nasi putih yang belum sempat di masak, lelehan mentega cair dan beberapa buah tomat yang jatuh bergelindingan. Sedikit saja gerakanku mampu menimbulkan kobaran birahi yang membahana. Bokep Warna hijau, kuning dan merah segera menghiasi tubuh putih mulus itu. Wow! Aku tidak peduli. Padahal aku belum lagi bergerak maju-mundur.Aku lalu menaburkan sayuran yang tadinya tengah dicuci dan dipersiapkan sebagai pelengkap nasi goreng di atas dada Eksanti yang sedang berguncang-guncang. Aku terus menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut hitam halus itu. Betul-betul spontan dan tanpa tedeng aling-aling. Seketika, Eksanti merasakan klimaks yang bergelora menyergap seluruh tubuhnya, dimulai dari selangkangannya dan menyebar cepat ke atas, membuatnya menggelepar-gelepar seperti ikan kehabisan air. Apalagi ketika lidahku bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan bagian atas kewanitaannya. Oocch.., Eksanti merasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar.Lalu, perlahan-lahan aku mendorong kejantanannya masuk. Eksanti entah sedang berada di langit yang keberapa, tidak bisa merasakan semprotan-semprotan hangat di dalam kewanitaannya, karena ia sendiri sedang meregang menikmati klimaks kelimanya yang datang menyambung akhir klimaks sebelumnya.