sempit.. Bokep dong… Ndrew.. sshh.. bergetar hebat.. udah keluar?”, tanyaku.“Beluumm.., Ndreew.. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”“Waahh.. Sana, kalau kamu mau main PS. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan mbak Aufa. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”Mbak Aufa makin keras merintih dan melenguh. Kenapa harus jijik? Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..“SSshh.. OHH GOD.. Mbak Aufa berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.“Mbak.. Beberapa kali, karena goygan kereta, dada montok mbak Aufa menyentuh dadaku. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Mbak Aufa mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yg ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. “Mbak… mau keluar nih…” kataku.Tapi Mbak Aufa tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Sllrrpp.. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir.
