Tak berapa lama kemudian aku sudah duduk dalam keadaan telanjang bulat. Video Bokep Canda itu membuat kami serasa sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. “Ahkkk,” ia mendesah. Kutarik bra-nya ke bawah, lalu dengan rasa yang tak karuan kukecup puting buah dadanya. “Nice,” ia berbisik di pipiku. “Aku suka,” bisiknya sekali lagi. “aku ingin mengecupmu.”
Kutatap ia dengan alis berkerut. Kesadaranku sudah nyaris hilang. Nafsuku tak tertahan lagi, kuputar tubuhku menghadapnya, dan kupeluk ia. Ia membalikkan tubuh dan membungkuk. Yang kurasakan selanjutnya adalah birahi yang memuncak. Teruskan.” Aku tak tahu apa maunya sebenarnya. Kali ini senyumnya melebar. Kurasa gerakan sofa saat ia duduk di sebelah kananku. Semua yang sudah kulalui. “Tunggu,” kataku, “aku tidak…”
“Sebaiknya cepat-cepat sebelum aku berubah pikiran.” Ia melepaskan genggamannya di tanganku. “Jangan. Aku merasa malu sendiri. “Baiklah,” ucapnya, “ke sini. Kamu akan mengantarku pulang, bukan?”
“Tentu saja. “aku ingin mengecupmu.”
Kutatap ia dengan alis berkerut. Jalanan tampak lengang. Satu kejapan mata kemudian, kurasakan sebuah kerinduan.,,,,,,,,,,,,,,,, “Aku…aku ingin melihat..,” bisikku tanpa memandang wajahnya. “Ahkkk,” ia mendesah. Ia menghentakkan kepalanya ke belakang. “Aku tak suka.”
Tapi seolah tak mendengarku, jemarinya meraih batang kemaluanku.
