Bodoh amat. Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Bokep China “ Mau dipijat atau mau baca, ” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
“ Ayo tengkurap..!!! Dingin. ” ujarnya. Dia menurunkan sedekit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Tunggu apa lagi. Aku tersetrum. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. ”
Semua penumpang menoleh ke arahku. Aku kegeldian menikmati tangannya yang menari di atas kulit punggung. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Tetapi, aku harus berani. Lalu menyentuh Kejantananku dengan sisi luar jari tangannya. Aku tidak menjepit badannya. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Darahku mendesir. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Lalu dia bangkit dan pergi secepatnya. “ Halo..? Aku menurut saja. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Fera. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan. Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa ? Sambil menjawab telepon di kursi dia menunggingkan pantatnya. Bodoh amat. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Jari tangan mulai dingin.
