Tapi rasanya bukan. Lidahku semakin liar menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Erna. Desi XXX Juga buat Natasha, my mysterious friend yang udah membuka jalan hehehe.. Lidahku semakin liar menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Erna. Tapi entah kenapa aku penasaran sekali dengan Natasha.Akhirnya kami janjian untuk ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’s. Tampaknya wanita itu mulai tak kuasa menahan birahinya yang semakin memuncak.Dia melepaskan diri dari tubuhku dan memintaku untuk melorotkan celananya. Namanya Natasha, mahasiswi tingkat akhir di salah satu PTS di Jakarta Barat. Sesekali lidahnya membasahi permukaan penisku. Aku tersenyum sambil melirik ke arah Tante Erna.“Ya kan berkat bantuan Tante Erna..” jawabku seraya mencubit hidung Tante Erna. Tapi kami masih sering kontak. Bermula dari suatu Sabtu siang, aku janjian ketemu dengan salah seorang teman chat-ku. Kamu Rio yang di Kayuputih kan?” aku tambah bingung mendengarnya.“Bukan, lho tante bukan Natasha?”.Kemudian wanita itu mengajakku berteduh di salah satu sudut sambil menjelaskan maksud yang sebenarnya. Tante Erna menggelinjang keasyikan.Dia meminta waktu sebentar untuk melepas anting-antingnya agar aku lebih leluasa. Wanita itu memelukku.“Nah, sekarang giliran aku lagi Yo, kamu
